Rabu, 11 Juli 2012

Teh Pucuk Gaharu

TEH GAHARU adalah teh yang terbuat dari daun muda tanaman penghasil gaharu. Teh ini ternyata tidak hanya enak diminum, cocok dinikmati pada suasana dingin, seperti malam hari atau saat musim hujan tiba juga memiliki khasiat terhadap kesehatan tubuh. beberapa kesaksian orang yang pernah minum teh gaharu merasakan bahwa setelah mengkonsumsi teh gaharu ini mengutarakan:
  1. Obat untuk mengurangi rasa sakit kepala (pusing).
  2. Meningkatkan stamina bagi pria.
  3. Meningkatkan stamina dan kesehatan, tidak mudah masuk angin.
  4. Obat penyakit dalam (sakit perut, dll)
Insya Allah teh Gaharu, dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Oleh sebab itu di masa mendatang kandungan aktif dalam teh gaharu ini harus diketahui, untuk memberikan justifikasi ilmiah kepada khalayak. Usaha untuk mengetahui kandungan bahan kimia dalam teh gaharu, dalam waktu dekat akan dilakukan oleh Alam Tropika berkerja sema dengan lembaga yang berkompenten.
Tidak semua jenis gaharu dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan teh gaharu, hanya jenis yang tergolong dalam famili Themelaeaceae, dengan genus tertentu yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan teh gaharu.
Daun gaharu pilihan dapat diproses menjadi teh hijau gaharu (agarwood green tea) dan teh hitam gaharu, masing-masing mempunyai cita rasa yang khas.
Minum teh hangat merupakan suatu kenikmatan tersendiri bagi kita, apalagi disaat cuaca dingin seperti sekarang ini. Saat ini selain menghasilkan bahan untuk obat maupun minyak wangi, ternyata gaharu juga bisa dijadikan teh. Barangkali sebagian dari kita belum pernah merasakan Teh Gaharu. Sebuah perusahaan di Malaysia AROMAMAS ENTERPRISE sudah mengeluarkan produk teh gaharu ini.
Dari informasi yang kami peroleh, berikut ini manfaat dan khasiat dari teh gaharu:
  1. Membantu masalah insomnia/sukar tidur.
  2. Membantu merendahkan tahap kolestrol.
  3. Membantu meredakan ketegangan/hipertensi/stress.
  4. Membantu mengurangkan toksik dalam badan.
  5. Tanpa gula – Tanpa Kafein – Tanpa Asis Tanin.
  6. Mengatasi masalah pelawasan.
  7. Anti Oksidant.
  8. Mengurangkan kadar tekanan dalam darah dan gula yang tinggi.
Manfaat Teh Gaharu pada Kesehatan adalah:
  1. Anti Stres dan Hipertensi.
  2. Penurunan tahap kolestrol.
  3. Penurunan tahap tekanan darah tinggi dan gula.
  4. Pelengkap tambahan keperluan kalsium dan vitamin.
  5. Kafein, tannin dan tanpa gula.
  6. Membantu pengurangan berat badan dan lemak.
  7. Anti Oksida.
  8. Membantu keimbangan sistem vascular, tulang dan sendi.
  9. Memberi kesegaran.
  10. Memudahkan tidur dan merawat insomnia.
  11. Mengurangkan sakit kepala.
  12. Membantu pengaliran darah dan edaran oksigen.
Manfaat Gaharu
Gaharu mengandung essens yang disebut sebagai minyak essens (essential oil) yang dapat dibuat dengan eksraksi atau penyulingan dari gubal gaharu. Essens gaharu ini digunakan sebagai bahan pengikat (fixative) dari berbagai jenis parfum, kosmetika dan obat-obatan herbal. Selain itu, serbuk atau abu dari gaharu digunakan sebagai bahan pembuatan dupa/hio dan bubuk aroma therapy.
Daun pohon gaharu bisa dibuat menjadi teh daun pohon gaharu yang membantu kebugaran tubuh. Senyawa aktif agarospirol yang terkandung dalam daun pohon gaharu dapat menekan sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan efek menenangkan, teh gaharu juga ampuh sebagai obat anti mabuk.
Ampas dari sulingan minyak dari marga Aquilaria di Jepang dimanfaatkan sebagai kamfer anti ngengat dan juga mengharumkan seluruh isi lemari. Oleh masyarakat tradisional Indonesia, gaharu digunakan sebagai obat nyamuk, kulit atau kayu gaharu dibakar sampai berasap. Aroma harum tersebutlah yang tidak disukai nyamuk

Pemeliharaan Pohon Gaharu

Pohon gaharu cocok ditanam di antara daerah dataran rendah hingga ke perbukitan pada ketinggian 0 – 750 meter dari permukaan air laut dengan curah hujan kurang dari 2000 cm. Suhu yang sesuai adalah antara 27°C hingga 32°C dengan kadar cahaya matahari sebanyak 70%. Jenis tanah yang sesuai adalah jenis lembut dan liat berpasir dengan pH tanah antara 4.0 hingga 6.0.
Biji benih yang berkualitas amat penting untuk pembibitan , biasanya pembenihan di lakukan oleh nurseri untuk menjamin bibit benih tanaman dalam volume yang besar dan berkelanjutan . Buah karas dari jenis Aquilaria Malaccencis adalah berbentuk kapsul, 3.5 cm hingga 5 cm panjang, ovoid dan berwarna coklat. Kulitnya agak keras. Mengandung 3 hingga 4 biji benih bagi setiap buah.
Penanaman bisa dilakukan di tanah-tanah perkebunan ataupun di tanah yang sempit seperti halaman rumah atau masjid. Bisa juga ditanam di kebun kelapa sawit, ladang kopi dan kebun di bawah pohon-pohon yang lain yang berumur antara 5 – 8 tahun. Teknik tanaman secara sistem tumpangsari atau intergrasi dengan 2 atau lebih tanaman juga boleh dilakukan.
Anak pokok dikeluarkan dari politena bag dan dimasukkan ke dalam lubang yang digali dengan besar diameter dan kedalaman 0.5 meter. Tanah dipermukaan dipadatkan dengan tangan untuk memastikan akar bersentuhan rapat dengan tanah dan hindarkan pengaliran air di permukaan (surface water). Kadar pemupukan tidak boleh melebihi 100 gm bagi tiap-tiap lubang yaitu dengan kadar pupuk NPK 15:15:15 sebanyak 40 – 50 gm dan TSP sebanyak 40 – 50 gm semasa proses penanaman.
Pohon gaharu yang ditanam perlu dibersihkan dari gangguan pokok lain sekitar 50 cm untuk menghindarkan persaingan hidup. Pekerjaan ini dilakukan dalam 2 – 3 kali setahun sehingga pohon berusia 5 tahun. Pengemburan 2 kali setahun adalah amat baik untuk memberi oksigen ke dalam tanah untuk melancarkan penyerapan makanan oleh pohon.
Pemeliharaan
Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan dengan kompos. Penggunaan pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan dengan dosis rendah (5 gr/tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman. Hama tanaman gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan pohon pelindung agar gaharu terkena cahaya matahari diikuti penyemprotan pestisida seperti Tiodane, Decis, Reagent., dll Pembersihan rumput dapat dilakukan sekali 3 bulan atau pada saat dipandang perlu.
Pemangkasan pohon dilakukan pada umur 3 sampai 5 tahun, dengan memotong cabang bagian bawah dan menyisakan 4 sampai 10 cabang atas. Pucuk tanaman dipangkas dan dipelihara cukup sekitar 5 m, sehingga memudahkan pekerjaan inokulasi gaharu.

Analisa Usaha Tani Pohon Gaharu

A. Analisa Biaya Usaha Tani Budidaya Pohon Gaharu :
 Analisa biaya dan keuntungan dari budidaya pohon penghasil gaharu, dengan beberapa asumsi sebagai berikut :
  1. Misal Luas areal untuk penanaman adalah seluas 200 m2, dengan perhitungan jarak tanam 3m x  3 m, maka didapatlah jumlah pohon yang bisa ditanam pada lahan adalah  = 20 batang pohon gaharu.
  2. Biaya, dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:
  3. Biaya tahap 1 (pengadaan bibit, penanaman dan perawatan di tahun pertama)
  4. Biaya tahap 2 (perawatan tanaman pada tahun ke-2 sampai tahun ke-7),
  5. Biaya tahap 3 (inokulasi dan perawatan pasca inokulasi tahun ke-8 sampai tahun ke-10).
1. Biaya
Biaya sendiri kita bedakan menjadi 3 yaitu: biaya tahap 1
(pengadaan bibit,penanaman danperawatan di tahun pertama),
biaya tahap 2 (perawatan tanaman pada tahun ke-2 sampai
tahun ke-7), dan biaya tahap 3
(inokulasi dan perawatan pasca inokulasi tahun ke-8 sampai tahun ke-10).
 a. Biaya tahap 1:
ü      Sewa lahan 200 m2 — 10tahun @500.000,-  = Rp.5.000.000,-
ü      pembelian bibit 20 btng @ Rp.15.000,- = Rp.300.000,-
ü      pupuk kandang 200 kg @ Rp.1000,- = Rp.200.000,-
ü      pestisida (furadan,stiko,dll = Rp.100.000,-
ü      tenaga penanaman = Rp.100.000,-
ü      tenaga perawatan = Rp.200.000,-
JUMLAH = Rp.5.900.000,-
 b. Biaya tahap 2:
ü      pupuk kandang = Rp.300.000,-
ü      pupuk unorganik = Rp.300.000,-
ü      pestisida = Rp.200.000,-
ü      tenaga perawatan = Rp.300.000,-
ü      Biaya oprasional   = Rp.1.000.000,-
JUMLAH = Rp.1.900.000,-
 c. Biaya tahap 3:
ü      Pembelian fusarium sp 20 botol @Rp.300.000,- = Rp.6.000.000,-
ü      tenaga inokulan = Rp.2.000.000,-
ü      tenaga perawatan = Rp.300.000,-
ü      tenaga panen = Rp.1.000.000,-
ü      lilin inokulan = Rp.100.000,-
          JUMLAH = Rp.9.400.000,-
Jumlah a+b+c = Rp.17.200.000,-
2. PENERIMAAN
Dengan asumsi bahwa tingkat keberhasilan inokulasi adalah 80 %, dari 20 batang
tanaman cuma menghasilkan 16 batang pohon saja yang bisa dipanen. Satu batang
pohon gaharu dengan masa inokulasi 3 tahun menghasilkan rata-rata 2 kg gubal, 10 kg
kemedangan, dan 20 kg abu. Sehingga total yang dihasilkan dari 16 batang
adalah 32 kg gubal, 160 kg kemedangan, dan 320 kg abu.
A. GUBAL 32  KG @ Rp.4.000.000,-                         = Rp.128.000.000,-
B. KEMEDANGAN 1.350 KG @ Rp.1.000.000,-             = Rp.160.000.000,-
C. ABU 320  KG @ Rp.200.000,-                                 = Rp.64.000.000,-
JUMLAH = Rp.352.000.000,-
Ket: Jumlah penerimaan diatas kami ambil dari data harga jual gaharu yang paling rendah
3. KEUNTUNGAN
PENERIMAAN – BIAYA = Rp.350.000.000,- – Rp.17.200.000,- = Rp. 332.800.000,-
Rata-rata perpohon gaharu umur 6 tahun dengn masa inokulasi 3 tahun (tahun ke-9, sampai tahun ke-10), menghasilkan 25 juta rupiah lebih.
Jadi, dari investasi sebanyak 21 jutaan, berpotensi menghasilkan 3 milyar rupiah dalam kurun waktu 7 – 10  tahun. Seiring waktu, harga jual tanah juga meningkat.

B. Anggaran Biaya Budidaya Pohon Gaharu :

  1. Harga bibit 125 x 7,500 = 937,500,-
  2. Biaya angkut + Lobang + tanam 125 x 5,000 = 625,000,-
  3. Pupuk Kandang 100 x 3,000 = 300,000,-
  4. Atap Pelindung (Karung Bekas) 100 x 2,000 = 200,000,-
  5. Pemeliharaan Tahun I 100 x 2,000 = 200,000,-
  6. Pemeliharaan Tahun II-XI + Pupuk 100 x 30,000 = 3,000,000,-
    Total Biaya Pemilik Tanah Rp 5,262,500,-
  7. Inokulan 100 x 1,000,000 = 100,000,000,- Tahun ke 6
  8. Biaya Penyuntikan 100 x 250,000 = 25,000,000,-
  9. Biaya Panen 100 x 1,500,000 = 150,000,000,- Tahun ke 9 / 10
    Total Biaya Rp.280,262,500
    Biaya Investor Rp.275,000,000,-

Pendapatan 100 pohon Gaharu

No. Grade Jumlah (kg) Harga (Rp) Total (Rp)
1
Double super
150
10.000.000 1.500.000.000
2
Super tanggung
200
5.000.000 1.000.000.000
3
AB
250
2.000.000 500.000.000
4
BC
300
1.500.000 450.000.000
5
TA
400
250.000 100.000.000
6
Kacang A
625
500.000 312.500.000
7
Kacang B
650
100.000 65.000.000
8
Teri Tenggelam
700
1.000.000 700.000.000
9
Teri A
800
200.000 160.000.000
10
Teri B
825
150.000 123.750.000
11
Teri C
835
10.000 8.350.000
12
Kemedangan Sabah T
900
1.000.000 900.000.000
13
Kemedangan Sabah B
950
100.000 95.000.000
14
TGC
1000
40.000 40.000.000
15
Medang A
1050
50.000 52.500.000
16
Medang B
1150
20.000 23.000.000
17
Abuk Super
1350
25.000 33.750.000
18
Abuk Medang
1400
10.000 14.000.000
19
Abuk Kerokan
1450
5.000 7.250.000
Sumber data Asgarin dan Uji Coba di PT. Nusa Ama Kabaresi
Pendapatan = Rp 6,085,100,000
Biaya Produksi = (-) Rp 280,262,500
Keuntungan Rp 5,804,837,500

Tingkat Pengembalian Berdasarkan Perhitungan

NPV = Rp 1.688.921.228.- df 10% , 11 tahun
IRR = 85,55% dibanding bunga deposito saat ini : 14% maka ada selisih keuntungan = 71,55%.

Teknik Inokulasi

Teknik Inokulasi GAHARU Sistem Spiral Sederhana :

1. Inokulasi
Inducer Bio Kimia/ Fusarium sp yang di inokulasi ke jaringan pohon itu sebenarnya kuman penyebab penyakit. Oleh karena itu pohon gaharu itu melawan dengan memproduksi resin bernama fitoaleksin supaya kuman tak menyebar ke jaringan pohon lain. Seiring waktu, resin itu mengeras di sudut sudut pembuluh xylem dan floem – organ pohon yang mendistribusikan makanan berwarna kecokelatan, serta harum bila dibakar.
Mengingat jenis isolate penyakit pembentuk gaharu berbeda beda sesuai kondisi iklim dan lingkungan, maka penyedia inokulan perlu melakukan isolasi jenis penyakit yang berprospek memproduksi gaharu. Isolasi ini dilakukan terhadap tanaman gaharu alam yang berada di dalam kawasan hutan sekitar daerah pengembangan. Untuk tujuan tersebut, perlu diawali dengan pengamatan lapangan untuk mempelajari aspek gaharu yang tumbuh alami serta mengisolasi dan mengidentifikasi jenis penyakit dari pohon yang terserang.
Agar berhasil mengembangkan inokulan pembentuk gaharu, diperlukan teknik tertentu. Untuk hal ini, sangat diperlukan peran dari pemerintah daerah instansi atau lembaga terkait, perguruan tinggi, dan investor atau pengusaha swasta didaerah setempat sebagai pelaku produksi inokulan.

Tahapan-tahapan dalam penginokulasian gaharu, bahan dan alat yang dibutuhkan adalah:

ü. Bor kayu dengan ukuran minimal 10 mm, sesuai dengan diameter batang semakin besar diameternya maka ukuran bor semakin besar, ukuran bor yang biasa digunakan berukuran 13 mm.
ü. Genset kapasitas 450 watt atau 900 watt dan alat bor listrik.
ü. Spidol permanent sebagai penanda titik bor.
ü. Alat ukur meteran untuk mengukur keliling batang dan jarak titik bor satu dengan lainnya.
ü. Pinset dan suntikan sesuai ukuran bor.
ü. Alkohol 70 % untuk sterilkan alat dan lubang hasil bor kayu.
ü. Masker, gunting serta kapas.
ü. Lilin lunak, plester atau lakban, untuk menutup lubang bor.
ü. Sarung tangan karet dan Inokulan Gaharu.

Proses pengerjaannya dengan mengikuti prosedur dibawah ini:

ü. Ukur titik pengeboran awal 1 meter dari permukaan tanah. Beri tanda dengan spidol. Kemudian buat lagi titik pengeboran diatasnya dengan mengeser kearah horizontal sejauh 15 cm dan vertical 15 cm. dengan cara yang sama buatlah titik berikutnya hingga setelah dihubungkan membentuk garis spiral.
ü. Ukur lingkaran batang untuk mendapatkan diameter batang. Misalkan lingkaran batang 60 cm, hitung diameternya dengan rumus : Keliling Lingkaran = diameter x 3,14. contoh 60 cm = diameter x 3,14 berarti diameter batang = 60 cm : 3,14 = 19,11 cm.
ü. Buat lubang sedalam 1/3 diameter batang pada titik pengeboran yang sudah ditanda dengan spidol. Contoh : Kedalaman lubang bor = diameter batang x 1/3 = 19,11 x 1/3 = 6,4 cm.
ü. Bersihkan lubang bor dengan kapas yang sudah dibilas dengan alcohol.
ü. Masukkan inokulan dengan pinset kedalam suntikan yang ujungnya sudah dipotong, kemudian masukkan inokulan kedalam lubang sampai penuh.
ü. Tutup lubang yang telah terisi penuh inokulan dengan lilin agar tak ada kontaminan dari mikroba yang lain. Untuk mencegah air merembes permukaan lilin ditutup kembali dengan plester atau lakban.
ü.  Cek keberhasilan penyuntikan setelah 3 bulan, caranya buka plester dan lilin kemudian kupas sedikit kulit batang, jika batang tampak berwarna coklat kehitam hitaman berarti penyuntikan berhasil. Tutup kembali lubang dengan lilin dan plester.
ü. 7 (tujuh) bulan setelah penyuntikan ambil sample dengan mengebor lubang baru 5 cm diatas lubang sebelumnya, jika serbuk hasil bor sudah hitam atau wangi atau sesuai dengan ciri-ciri yang diinginkan maka pohon sudah dapat dipanen jika belum sesuai tutup kembali lubang dengan lilin. Tanda hasil mulai maksimal jika daun gaharu sudah mengering 50 % hal ini biasanya terjadi pada 1,5 tahun sampai 2 tahun setelah penyuntikan tergantung dari besarnya diameter batang, semakin besar diameter batang maka proses mengeringnya daun semakin lama.
Pada pelaksanaan penginokulasian terhadap pohon gaharu ini, harus diperhatikan umur dan diameter batangnya. Batas minimal suatu pohon dapat di inokulasi ditandai dengan pohon yang mulai berbunga. Biasanya umur tanaman tersebut sekitar 4 – 5 tahun atau diameter batang sudah mencapai 8 – 10 cm.
Berikut diulas teknik inokulasi menggunakan inokulan padat dan cair.

a. Inokulasi Dengan Inokulan Padat

Teknik inokulasi pohon gaharu menggunakan inokulan padat sebagai berikut:
  1. Buat lubang pada batang kayu gaharu dengan menggunakan bor.
    Diameter lubang bor sekitar 0,8 – 13 mm. Kedalaman optimal pemboran ini perlu disesuaikan dengan ukuran diameter batang, biasanya sekitar 5 cm. Setiap batang dibuatkan banyak lubang dengan jarak antar lubang bor sekitar 20 cm.
  1. Bersihkan tangan pelaku inokulasi dengan air hingga bersih dan dibilas dengan alcohol sebelum pelaksanaan inokulasi.
  2. Masukkan inokulasi padat ke setiap lubang. Jumlah inokulan disesuaikan dengan kedalaman lubang. Sebagai patokan, pemasukan ini dilakukan hingga lubang terisi penuh dengan inokulan. Agar pemasukan menjadi mudah, gunakan potongan kayu atau bamboo yang ukurannya sesuai dengan ukuran diameter lubang.
  3. Tutup setiap lubang yang sudah diberi inokulan untuk mnghindari masuknya air ke dalam lubang. Penutupan lubang ini dilakukan dengan pasak kayu gaharu. Penutupan pun dapat dilakukan dengan “lilin malam”

b. Inokulasi Dengan Inokulan Cair

Teknik inokulasi menggunakan inokulan cair sebagai berikut:
  1. Lakukan pengeboran pada pangkal batang pohon dengan posisi miring kebawah. Kedalaman pemboran disesuaikan dengan diameter batang pohon, biasanya 1/3 diameter batang. Sementara mata bor yang digunakan berukuran sama dengan selang infus sekitar 0,5 cm. Selang infuse tersebut biasanya sudah disediakan produsen inokulan pada saat pembelian inokulan. Namun, bila belum tersedia, selang infuse dapat disediakan sendiri oleh petani.
  2. Masukkan selang infus yang ada pada botol inokulan cair kedalam lubang.
  3. Atur besarnya aliran inokulan cair tersebut. Hentikan aliran infuse bila cairan inokulan sudah keluar dari lubang.
  4. Tutup bagian tepi disekitar selang infuse dengan menggunakan “lilin malam”.
  5. Ulangi pengaturan aliran masuknya cairan infuse kedalam lubang setiap 1–2 hari, tergantung keadaan cairan dalam lubang. Pengaturan aliran dilakukan bila lubang sudah tidak terdapat lagi cairan inokulasi.
  6. Laksanakan penginokulasian ini hingga inokulan cair didalam botol infuse tersebut habis. Penginokulasian diulang kembali dengan botol inokulasi baru, bila belum ada tanda tanda kematian fisik dan fisiologis.
2. Pemeliharaan dan Pemupukan
Pemupukan perlu dilakukan terutama di lahan yang kesuburannya rendah. Pemberian pupuk dapat dilakukan dua kali dalam setahun, dengan ukuran 5  kg pupuk per-pohon. Pembersihan areal penanaman juga perlu dilakukan guna menghindari tumbuhnya gulma (tumbuhan pengganggu) khususnya pada musim hujan atau 4 kali dalam setahun.
3. Panen dan Pasca Panen
Produksi gubal gaharu akan terbentuk setelah perlakuan berjalan 3 bulan. Hal ini dimulai dengan berubahnya warna kayu sekitar penyuntikan menjadi cokelat dan bertekstur keras serta berbau wangi. Pemanenan dapat dilakukan mulai dari 1 tahun setelah penginokulasian dengan cara menebang pohon. Kualitas gubal gaharu yang dihasilkan  berbanding lurus dengan tingkat kesuburan pohon dan lamanya penginokulasian. Semakin lama penginokulasian maka semakin tinggi kualitas gubal gaharu yang dihasilkan. Potongan-potongan gubal gaharu dibersihkan dari bagian kayu yang tidak terbentuk menjadi gubal. Pembersihan kayu putih dari gubal memerlukan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus, sehingga tidak menurunkan kelas gubal akibat kurang terampilnya tenaga kerja.  Kemudian dilakukan penyortiran berdasarkan kelasnya (Super, AB, BC, C1 dan C2). Untuk mengurangi kadar air, potongan gubal gaharu dikeringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari. Untuk gaharu kelas kemedangan selain dapat dipasarkan langsung dapat pula di distilasi untuk diambil minyaknya.

Pengembangan Budidaya "Gaharu Kualitas Super" di Kabupaten Luwu

Gaharu itu sendiri sebagai hasil persenyawaan enzim jamur tertentu yang menginfeksi kayu jenis tertentu pula. Persenyawaan itu menghasilkan damar wangi yang kemudian dikenal sebagai gaharu.
Kayu yang mengandung damar wangi atau gaharu kategori paling bagus atau kelas super mencapai harga Rp 50 juta per kilogram. Melalui metode penyulingan, gaharu umumnya dimanfaatkan sebagai pewangi.
Kelompok Gaharu Luwu mengatakan, gaharu mulai diendus pula untuk obat herbal berbagai jenis penyakit berat, seperti tumor, kanker, lever, tuberkulosis, dan ginjal.
Soal pepatah, ”Sudah gaharu, cendana pula!”,  itu hanyalah pepatah untuk menguatkan suatu hal. Gaharu beraroma wangi. Tentu akan wangi berlipat-lipat jika gaharu terdapat di kayu cendana yang memang sudah wangi. ”Pada kenyataanya, gaharu tidak pernah berada di kayu cendana,”
Teknik Budidaya Gaharu
Beberapa jenis tumbuhan berpotensi untuk memproduksi gaharu sudah dieksplorasi. Jenis tumbuhan itu meliputi Aquilaria sppAetoxylon sympetallumGyrinops, dan Gonsystylus.
Berbagai jenis tumbuhan itu tersebar di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Tetapi, keberadaannya sekarang mulai langka.
Masyarakat juga sulit mengenali jenis tumbuhan tersebut. Salah satu jenis Aquilaria di Kalimantan dikenal dengan nama lokal karas. Keberadaannya mulai jarang dijumpai pula.
Teknik budi daya gaharu dengan cara penginfeksian jamur pembentuk gaharu ke dalam batang pohon potensial. Isolat jamur penginfeksi atau pembentuk gaharu sudah dieksplorasi Balitbang Kehutanan dengan hasil diperoleh dari genus Fusarium dan Cylindrocarpon.
Saat ini diperoleh dari genus Fusarium sebanyak 23 isolat jamur. Empat isolat jamur Fusarium paling cepat menginfeksi kayu berpotensi menjadi gaharu.
”Dalam satu bulan kayu yang diinfeksi dengan keempat isolat jamur tersebut sudah mampu menunjukkan tanda-tanda keberhasilannya,” kata Sulistyo.
Kemudian gaharu buatan itu bisa dipetik pada usia satu hingga tiga tahun. Pohon potensial yang dipilih untuk membentuk gaharu, yang sudah berdiameter lebih dari 15 sentimeter dan usianya di atas 5-6 tahun.
Untuk menyuntikkan isolat jamur penginfeksi, sebelumnya pohon potensial dilukai. Pada bagian pelukaan tersebut, isolat jamur disuntikkan. ”Dalam satu pohon disuntikkan isolat jamur pada 200 sampai 300 titik pelukaan batang,” kata Sulistyo. Dalam pelukaan kemudian terjadi infeksi jamur yang membentuk warna kehitam-hitaman.
Selama tiga tahun, semburat warna kehitaman itu akan menyebar ke atas dalam jarak hanya 3-4 sentimeter saja. Semburat warna kehitam-hitaman pada serat kayu itulah yang disebut gaharu.
Selama ini gaharu alam yang paling bagus disebut gaharu super yang berwarna hitam pekat, padat, keras, mengilap, dan beraroma kuat khas gaharu.
Gaharu super tidak menampakkan serat kayunya. Bentuknya seperti bongkahan yang di dalamnya tidak berlubang.
”Klasifikasi mutu gaharu ditetapkan ada enam mutu. Berturut-turut dari yang paling bagus, yaitu Super (Super King, Super, Super AB), Tanggung, Kacangan (Kacangan A, B, dan C), Teri (Teri A, B, C, Teri Kulit A, B), Kemedangan (A, B, C) dan Suloan.” kata Sulistyo.
Kelas cincangan merupakan potongan kecil-kecil dari kayu yang terinfeksi menjadi gaharu. Meskipun tidak berwarna kehitaman atau tidak mengandung getah gaharu, kelas cincangan masih menunjukkan aroma khasnya. Biasanya, gaharu ini digunakan untuk pembuatan dupa atau hio.
Dalam proses produksi gaharu buatan, yang sangat penting dikuasai adalah proses pembenihan, persemaian, penanaman, dan pemeliharaan pohon-pohon berpotensi gaharu.
Tidak kalah pentingnya, yaitu tahapan pembentukan isolat jamur yang akan diinfeksikan. Metodenya, meliputi isolasi jamur pembentuk yang diambil dari jenis pohon penghasil gaharu.
Setelah jamur berhasil diidentifikasi kesesuaiannya, kemudian diperbanyak ke dalam media cair atau padat. Isolat jamur hasil perbanyakan pun siap disuntikkan ke pohon berpotensi gaharu.
Manfaat dan Kegunaan Kayu Gaharu
Sampai saat ini, pemanfaatan gaharu masih dalam bentuk bahan baku (kayu bulatan, cacahan, bubuk,atau fosil kayu yang sudah terkubur. Setiap bentuk produk gaharu tersebut mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda.
Gaharu mempunyai kandungan resin atau damar wangi yang mengeluarkan aroma dengan keharuman yang khas.
Dari aromanya itu yang sangat popular bahkan sangat disukai oleh masyarakat negara-negara di Timur Tengah, Saudi Arabia, Uni Emirat, Yaman, Oman, daratan Cina, Korea, dan Jepang sehingga dibutuhkan sebagai bahan baku industri parfum, obat-obatan, kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan kegiatan keagamaan, gaharu sudah lama diakrabi bagi pemeluk agama Budha, dan Hindu.
Dengan seiringnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industri, gaharu bukan hanya berguna sebagai bahan untuk industri wangi-wangian saja, tetapi juga secara klinis dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Gaharu bisa dipakai sebagai obat: anti asmatik, anti mikroba, stimulant kerja syaraf dan pencernaan ,obat sakit perut, perangsang nafsu birahi, penghilang rasa sakit, kanker, diare, tersedak, tumor paru-paru, obat tumor usus, penghilang stress, gangguan ginjal, asma, hepatitis, sirosis, dan untuk kosmetik (perawatan wajah dan menghaluskan kulit).
Kayu Gaharu dan Kegunaannya
Kandungan kimia yang terdapat dalam gaharu merupakan komponen-komponen yang terdiri dari sesquiterpenes, sesquiter-pene alcohol, kompoun oxygenated dan chromone. Selain itu, juga terdiri dari komponen-komponen agarospiral, jinkohol-eramol, jinkool yang menghasilkan aroma gaharu.
Penggunaan kayu dalam industri perkayuaan di mana kayunya digunakan dalam industri pembuatan kotak pembungkus, papan lapis, cenderamata, perabot, sarung senjata, chopstick dan lain-lain.
Gaharu digunakan dalam upacara keagamaan Cina, Ayurvedic dan upacara kaum di Tibet. Gaharu digunakan sebagai pengharum rumah di Timur Tengah, di Papua New Guinea digunakan sebagai obat-obatan tradisional oleh masyarakatnya. Di masa sekarang gaharu juga digunakan sebagai bahan minyak wangi dan kosmetik.
Gaharu Sembuhkan Banyak Penyakit
Gaharu dikenal berasal dari marga tumbuhan bernama Aquilaria. Di Indonesia tumbuh berbagai macam spesiesnya, seperti A. malaccensis, A. microcarpa, A. hirta, A. beccariana, dan A. Filaria.
Karena banyaknya jenis tumbuhan ini ada di Indonesia, maka bukan barang aneh, bila kemudian tumbuhan ini juga banyak dimanfaatkan masyarakat. Salah satu manfaatnya merupakan fungsi flora ini sebagai obat.
Meningkatnya penggunaan obat-obatan dari bahan organik seperti tumbuhan (herbal), membuat gaharu semakin diminati sebagai bahan baku obat-obatan untuk berbagai macam penyakit.
Dari hasil penelitian yang ada, gaharu dikenal mampu mengobati penyakit seperti stres, asma, liver, ginjal, radang lambung, radang usus, rhematik, tumor dan kanker.
Kini pengunaan gaharu sebagai obat terus meningkat. Tapi sayangnya hingga kini, Indonesia baru mampu memasok 15 persen total kebutuhan gaharu dunia.
Bahkan kini fungsi gaharu juga merambah untuk bahan berbagai produk kecantikan dan perawatan tubuh. Sebagai kosmetik gaharu bisa dijual seharga Rp 2-5 juta per kilogram, bahkan untuk jenis super dan dobel super harganya mencapai Rp18 juta per kilogram.
Di Indonesia tanaman ini dikelompokan sebagai produk komoditi hasil hutan bukan kayu. Atas dasar itu, pengembangan gaharu sangat mendukung program pelestarian hutan yang digalakkan pemerintah, investasi dibidang gaharu sendiri sebenarnya sangat menguntungkan, Gaharu bisa dipanen pada usia 5-8 tahun.
Untuk satu hektare gaharu hingga bisa dipanen, memerlukan biaya sebesar Rp 125 juta namun hasil panen yang didapat mencapai puluhan kali lipat. Budidaya gaharu sangat cocok dikembangkan dalam meningkatkan hasil hutan non kayu, sementara pasarnya sangat luas dan tidak terbatas.

Sekilas Gaharu

BEBERAPA JENIS TUMBUHAN PENGHASIL GAHARU
DAN DAERAH PENYEBARANNYA DI INDONESIA
Daerah penyebaran gaharu Nama tumbuhan
Sumatera
Aquilaria malaccensis
Aquilaria beccariana
Aquilaria hirta
Aquilaria microcarpa
Aquilaria moszkowskii
Aquilaria agallocha
Gonyitylus bancanus
Gonystylus macrophyllus
Dalbergia parviflora *
Enkleia malaccensis
Linostoma` scandens
Wikstroemia tenuiramis
Jawa
Aquilaria agallocha
Excoecaria agallocha *
Wikstroemia androsaemifolia
Wikstroemia candolleana
Kalimantan
Aquilaria malaccensis
Aquilaria beccariana
Aquilaria microcarpa
Aquilaria agallocha
Aextoxylon sympetalum
Arastemon urophyllus
Dalbergia parviflora *
Gonystylus macrophyllus
Enkleia malaccensis
Excoecaria agallocha *
Wikstroemia androsaemifolia
Wikstroemia tenuiramis
Wikstroemia polyantha
Sulawesi
Aquilaria cumingiana
Gyrinops decipiens
Gyrinops versteegii
Dalbergia parviflora *
Wikstroemia androsaemifolia
Nusa tenggara
Aquilaria microcarpa
Aquilaria filaria
Gyrinops versteegii
Gyrinops cumingiana
Enkleia malaccensis
Excoecaria agallocha *
Timonius sericeus
Wikstroemia androsaemifolia
Maluku
Aquilaria filaria
Aquilaria secundana
Gyrinops versteegii
Dalbergia parviflora *
Wikstroemia androsaemifolia
Papua
Aquilaria filaria
Aquilaria tomentosa
Gyrinops audate
Gyrinops ledemanii
Gyrinops podocarpus
Gyrinops salicifolia
Gyrinops versteegii
Aextoxylon sympetalum
Wikstroemia androsaemifolia
Wikstroemia polyantha